Friday, 20 July 2018

jenis jenis membaca



MEMBACA

JENIS-JENIS MEMBACA
      Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca waktu dia membaca, proses membaca dapat dibagi atas:
A.    Membaca Nyaring
1.      Pengertian
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. (Tarigan,1978:23).
            Dalam membaca nyaring, selain penglihatan dan ingatan, juga turut aktif auditory memory (ingatan pendengaran) dan motor memory (ingatan yang bersangkut paut dengan otot-otot kita). (Multon,1970:13 dan Tarigan,1979:23).
            Membaca nyaring adalah sebuah pendekatan yang dapat memuaskan serta memenuhi berbagairagam tujuan serta mengembangkan sejumlah keterampilan serta minat. Oleh karena itu, dalam mengajarkan keterampiln-keterampilan membaca nyaring, guru harus memahami proses komunikasi dua arah. Lingkaran komunikasi belumlah lengkap jika pendengar belum memberi tanggapan secukupnya terhadap pikiran atau perasaan yang diekspresikan oleh pembaca. Memang anggapan tersebut mungkin hanya dalam hati, tetapi bersifat apresiatif, mempunyai nilai apresiasi yang tinggi. (Dawson (et al), 1936:215-216).
            Pembaca harus memahami aksara diatas kertas serta memproduksikan suara yang tepat dan bermakna. Membaca nyaring pada hakikatnya merupakan suatu masalah lisan atau oral matter. Oleh karena itu, dalam pengajaran bahasa asing aktivitas membaca nyaring lebih ditujukan pada pengucapan (pronounciation) daripada pemahaman (comprehension). Mengingat hal tersebut, maka bahan bacaan haruslah dipilih yang mengandung isi dan bahasa yang relatif mudah dipahami. (Broughton(et al), 1978:91).
            Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita perhatikan bahwa kegunaan membaca nyaring sangat terbatas. Sedikit orang yang dituntut membaca nyaring dalam kegiatan rutin sehari-hari, seperti penyiar radio, pembicara televisi, pengacara. Demikianlah dari segi mayoritas, kegunaan atau kepentingannya. (Broughton(et al),1978:92).
2.      Keterampilan-Keterampilan yang Dituntut Dalam Membaca Nyaring
Membaca nyaring menuntut berbagai keterampilan. Keterampilan-keterampilan pokok ditanam di sekolah dasar dan pemupukan serta pengembangan dilakukan di sekolah lanjutan (pertama dan atas). Daftar keterampilan berikut ini sangat menolong guru dalam menjalankan tugasnya untukmencapai tujuan yang telah ditentukan dalam membaca nyaring. (Tarigan,2008:25).
Kelas I:
      1). Mempergunakan ucapan yang tepat;
      2). Mempergunakan frasa yang tepat (bukan kata demi kata);
      3). Mempergunakan intonasi suara yang wajar agar makna mudah terpahami;
      4). Memiliki perawakan dan sikap yang baik serta merawat buku dengan baik;
      5). Menguasai tanda-tanda baca yang baik seperti:
·         titik (.)
·         koma (,)
·         tanda tanya (?)
·         tanda seru (!)
     kelas II:
1). Membaca dengan terang dan jelas;
2). Membaca dengan penuh perasaan, ekspresi;
3). Membaca tanpa tertegun-tegun, tanpa terbata-bata.

 Kelas III:
            1). Membaca dengan penuh perasaan, ekspresi;
            2). Mengerti serta memahami bahan bacaan.
    Kelas IV:
            1). Memahami bacaan pada tingkat dasar;
            2). Kecepatan mata dan suara: tiga patah kata dalam satu detik.
    Kelas V:
            1). Membaca dengan pemahaman dan perasaan;
            2). Aneka kecepatan membaca nyaring bergantung pada bahan bacaan;
            3). Dapat membaca tanpa terus menerus melihat pada bahan bacaan;
    Kelas VI:
            1). Membaca nyaring dengan perasaan atau ekspresi;
            2). Membaca dengan penuh kepercayaan (pada diri sendiri) dan mempergunakan frase atau susunan kata yang tepat. (Barbe and Abbot,1975:156-167 ; Dawson(et al),1936:216).
3. Peningkatan Keterampilan-Keterampilan Dalam Membaca Nyaring
            Pembaca nyaring yang baik biasanya ingin sekali agar pendengarnya memahami apa yang ia sampaikan. Oleh sebab itu, pembaca hendaklah mengetahui keinginan serta kebutuhan pendengarnya, serta menginterpretasikan bahan bacaan secara tepat. (Tarigan,2008:27).
            Agar dapat membaca nyaring dengan baik, pembaca haruslah menguasai keterampilan-keterampilan persepsi (Penglihatan dan daya tanggap) sehingga dia mengenal dan memahami kata-kata dengan cepat. Yang sama pentingnya dengan hal ini adalah kemampuan mengelompokan kata-kata kedalam kesatuan-kesatuan pikiran serta membacanya dengan baik dan lancar. Untuk membantu para pendengar menangkap dan memehami maksud pengarang, pembaca biasanya menggunakan berbagai cara, antara lain:
           
1). Menyoroti ide-ide baru dengan mempergunakan penekanan yang jelas;
2). Menjelaskan perubahan dari satu ide ke ide lainnya;
3). Menerengkan kesatuan kata-kata yang tepat dan baik;
4). Menghubungkan ide-ide yang bertautan dengan jalan menjaga suaranya agar tinggi sampai akhir dan tujuan tercapai;
5). Menjelaskan klimaks-klimaks dengan gaya dan daya ekspresi yang baik dan tepat.
            Keterampilan membaca nyaring akan berkembang secara wajar, secara alamiah dalam membaca drama. Membaca drama menambah sejumlah nilai pada pembaca, antara lain:
1). Memperoleh kesenangan dramatisasi yang terlihat pada pemupukan keyakinan anak-anak sehari-hari;
2). Memperkaya daya khayal, imajinasi dalam membaca fiksi;
3). Menanamkan disiplin yang tidak terdapat pada jenis-jenis membaca lainnya;
4). Mempertinggi pemahaman, pengembangan kosakata, membaca frase/paragraf, ekspresi/perasaan, serta keterampilan-keterampilan berbicara secara umum. (Tarigan,1978:28).
            Membaca drama menuntut pembaca memadukan antara bahasa verbal dan non verbal, menjiwai dan menghadirkan dirinya pada teks, siap-siaga dengan kalimat berikutnya dan tanggap dengan respon selanjutnya. Anak tidak akan mampu menyampaikan maksud teks dengan tepat bila ia tidak memahami maksud teks tersebut. Oleh sebab itu, anak berusaha mengenali tanda-tanda dalam teks, menafsirkannya dengan imajinasinya. Bacaan elementer modern biasanya memuat drama-drama yang disusun untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Akan tetapi, jangan lupa bahwa anak-anak membutuhkan pengalaman lebih banyak dengan bacaan. (Anderson,1972:98-99).
B.     Membaca Dalam Hati
1.      Hakikat Membaca Dalam hati
Membaca dalam hati pada dasarnya adalah membaca dengan mempergunakan ingatan visual (visual memory), melibatkan pengaktifan mata dan ingatan.Tujuan utama membaca dalam hati (silent reading) adaalh untuk memperoleh informasi. (Tarigan,2008:30).
Latihan membaca dalam hati harus dimulai sejak anak-anak bisa membaca sendiri. Pada tahap ini anak-anak harus diberikan bacaan tambahan, yang penekanannya diarahkan pada ketermpilan menguasai bahan bacaan, memahami ide-ide dengan usahanya sendiri. Menurut Tarigan membaca dalam hati merupakan kunci bagi semua ilmu pengetahuan.
Bila seseorang dapat membentuk kosep-konsep serta sikap-sikap pribadi, berarti dia telah memperluas kasatuan-kesatuan pikirannya serta memperoleh dasar pendapat. Dia akan menguasai cerita-cerita dan uraian-uraian sebagai suatu keseluruhan yang dalam kegiatan membaca nyaring kini hanya dapat memahami fragmen-fragmen yang lepas-lepas saja. Pada membaca dalam hati, anak mencapai kecepatan dalam pemahaman frase-frase, memperkaya kosa katanya, dan memperoleh keuntungan dalam hal keakraban dengan sastra yang baik. Setelah membaca dalam hati, guru dapat menyuruh murid mengutarakan apa yang telah ia baca, hal ini mempermudahkan pengujian pertumbuhan daya pemahaman apresiasi mereka. (Cole,1950:224-245).
2.      Jenis-jenis Membaca Dalam Hati:
Dalam garis besarnya membaca dalam hati dibagi atas:
a. Membaca Ekstensif
membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Yang menjadi tujuan dan tuntutan kegiatan embaca ekstensif adalah untuk memahami isi yang penting-penting denan cepat sehingga dengan demikin membaca secara efisien dapat terlaksana.
Membaca ekstensif ini meliputi pula:
1). Membaca Survei
Sebelum kita membaca, kita biasanya meneliti terlebih dahulu apa yang akan kita telaah. Kita mensurvei bahan bacaan yang akan dipelajari, yang akan ditelaah, dengan jalan:
·         Memeriksa, meneliti indeks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat dalam buku-buku;
·         Melihat-lihat, memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku-buku yang bersangkutan;
·         Memeriksa, meneliti bagan, skema, outline buku yang bersangkutan.
Kecepatan serta ketepatan dalam mensurvei bahan bacaan ini sangat penting; hal ini turut menentukan berhasil atau tidaknya seseorang dalam setudinya.
2). Membaca Sekilas
Membaca kilas atau skimmingadalah sejenis membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi, penerangan.
Tujuan utama membaca sekilas, yaitu:
a).Untuk memperoleh suatu kesan umum dari suatu buku atau artikel, tulisan singkat.
            Bila kita ingin memperoleh suatu kesan umum dari sesuatu buku nonfiksi (sejarah, biografi, ilmu pengetahuan, seni, dan sebagainya) dengan cepat, kita dapat melakukannya dengan jalan meneliti halama judul, kata pengantar, saftar isi, dan indeks. Melihat pada bab dan subbab, gambar, peta, skema, dan diagram. Dengan cara ini kita dapat melihat hakikat dan jangkauan buku tersebut, susunan atau organisasinya, dan sikap umum penulis serta pendekatannya terhadap bahan atau subjek pembicaraan.
b).Untuk menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan
            Petunjuk-petunjuk berikut ini dapat menolong kita dalam usaha mendapatkan informasi yang tepat dengan cepat.
·         Tentukan dengan jelas hal atau fakta apa yang hendak dicari atau sediakan pertanyaan yang akan dijawab;
·         Siapkan/ingat kata atau kata-kata yang paling tepat untuk menunjukan hal tersebut;
·         Bila kita mencari informasi dalam suatu buku, baiklah kita melihat apakah kata atau detail tersebut tercantum dalam indeks. Kalau tidak ada, carilh di bawah subjek yang lebih luas yang mungkin mencakup bahan/subjek tersebut.
·         Liriklah setiap halaman dengan cepat hanya untuk mencari kata atau detail yang diingini.
c). Untuk menemukan/menempatkan bahan yang diperlukan dalam perpustakaan. (Albert (et al),1961a:30).
            Dalam mencari bahan yang diperlukan di perpustakaan, kita membaca sekilas kartu katalog untuk mendapatkan buku-buku yang sesuai.
3) Membaca dangkal
Membaca dangkal atau superficial reading pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca superficial ini biasanya dilakukan bila kita mmebaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagiaan diwaktu senggang; misalnya cerita pendek, novel ringan, dan sebagainya. Dalam membaca, seperti halnya membaca karya-karya ilmiah, dapat dilakukan dengan santai tetapi menyenangkan (Broughton (et al) 1978 :92).
b. membaca intensif
yang dimaksud dengan membaca intensif atau intensive reading adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan perinci yang dilaksanakan didalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira 2-4 halaman setiap hari.
Yang termasuk ke dalam kelompok membaca intensif ini ialah :
1)      Membaca telaah isi (content study reading)
2)      Membaca telaah bahasa (linguistic study reading)
Istilah membaca intensif menyatakan bahwa bukanlah hakikat keterampilan-keterampilan yang terlihat yang paling diutamakan atau yang paling menarik perhatian kita, tetapi hasil-hasilnya : dalam hal ini suatu pengertian, suatu pemahaman yang mendaman serta terperinci terhadap tanda-tanda hitam atau aksara diatas kertas.
3.      Keterampilan yang dituntut pada membaca dalam hati
Sejumlah keterampilan yang dituntut pada setiap sekolah dasar khusus pada pembaca dalam hati, agar tujuan dapat dicapai.
Kelas 1 :
1)      Membaca tanpa bersuara, tanpa gerakan-gerakan bibir dan tanpa berbisik;
2)      Membaca tanpa gerakan-gerakan kepala.
kelas II :
1)      Membaca tanpa gerakan-gerakan bibir atau kepala;
2)      Membaca lebih cepat secara dalam hati daripada secara bersuara.
Kelas III :
1)      Membaca dalam hati tanpa menunjuk-nunjuk jari, tanpa gerakan bibir;
2)      Memahami bahan bacaan yang dibaca secara diam atau secara dalam hati;
3)      Lebih cepat membaca dalam hati daripada membaca bersuara.
Kelas IV :
1)      Mengerti serta memahami bahan bacaan pada tingkat dasar;
2)      Kecepatan mata dalam membaca 3 kata per detik.
Kelas V :
1)      Membaca dalam hati jauh lebih cepat daripada membaca bersuara;
2)      Membaca dengan pemahaman yang baik;
3)      Membaca tanpa gerakan-gerakan bibir atau kepala atau menunjuk-nunjuk dengan jari tangan;
4)      Menikmti bahan bacaan yang dibaca dalam hati; senang membaca dalam hati.
Kelas VI :
1)      Membaca tanpa gerakan-gerakan bibir; tanpa komat-kamit;
2)      Dapat menyesuaikan kecepatan membaca dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bahan bacaan;
3)      Dapat membaca 180 patah kata dalam 1 menit pada bacaan fiksi pada tingkat dasar. (Barbe and Abbott 1975 : 156-167).

No comments:

Post a Comment