MEMBACA
JENIS-JENIS
MEMBACA
Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya
suara pembaca waktu dia membaca, proses membaca dapat dibagi atas:
A.
Membaca Nyaring
1.
Pengertian
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas
atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca
bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami
informasi, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. (Tarigan,1978:23).
Dalam membaca nyaring, selain
penglihatan dan ingatan, juga turut aktif auditory memory (ingatan pendengaran)
dan motor memory (ingatan yang bersangkut paut dengan otot-otot kita).
(Multon,1970:13 dan Tarigan,1979:23).
Membaca nyaring adalah sebuah pendekatan
yang dapat memuaskan serta memenuhi berbagairagam tujuan serta mengembangkan
sejumlah keterampilan serta minat. Oleh karena itu, dalam mengajarkan
keterampiln-keterampilan membaca nyaring, guru harus memahami proses komunikasi
dua arah. Lingkaran komunikasi belumlah lengkap jika pendengar belum memberi
tanggapan secukupnya terhadap pikiran atau perasaan yang diekspresikan oleh
pembaca. Memang anggapan tersebut mungkin hanya dalam hati, tetapi bersifat
apresiatif, mempunyai nilai apresiasi yang tinggi. (Dawson (et al),
1936:215-216).
Pembaca harus memahami aksara diatas
kertas serta memproduksikan suara yang tepat dan bermakna. Membaca nyaring pada
hakikatnya merupakan suatu masalah lisan atau oral matter. Oleh karena itu,
dalam pengajaran bahasa asing aktivitas membaca nyaring lebih ditujukan pada
pengucapan (pronounciation) daripada pemahaman (comprehension). Mengingat hal
tersebut, maka bahan bacaan haruslah dipilih yang mengandung isi dan bahasa
yang relatif mudah dipahami. (Broughton(et al), 1978:91).
Dalam kehidupan sehari-hari dapat
kita perhatikan bahwa kegunaan membaca nyaring sangat terbatas. Sedikit orang
yang dituntut membaca nyaring dalam kegiatan rutin sehari-hari, seperti penyiar
radio, pembicara televisi, pengacara. Demikianlah dari segi mayoritas, kegunaan
atau kepentingannya. (Broughton(et al),1978:92).
2.
Keterampilan-Keterampilan yang Dituntut Dalam
Membaca Nyaring
Membaca
nyaring menuntut berbagai keterampilan. Keterampilan-keterampilan pokok ditanam
di sekolah dasar dan pemupukan serta pengembangan dilakukan di sekolah lanjutan
(pertama dan atas). Daftar keterampilan berikut ini sangat menolong guru dalam
menjalankan tugasnya untukmencapai tujuan yang telah ditentukan dalam membaca
nyaring. (Tarigan,2008:25).
Kelas
I:
1). Mempergunakan ucapan yang tepat;
2). Mempergunakan frasa yang tepat (bukan
kata demi kata);
3). Mempergunakan intonasi suara yang
wajar agar makna mudah terpahami;
4). Memiliki perawakan dan sikap yang baik
serta merawat buku dengan baik;
5). Menguasai tanda-tanda baca yang baik
seperti:
·
titik
(.)
·
koma
(,)
·
tanda
tanya (?)
·
tanda
seru (!)
kelas II:
1).
Membaca dengan terang dan jelas;
2).
Membaca dengan penuh perasaan, ekspresi;
3).
Membaca tanpa tertegun-tegun, tanpa terbata-bata.
Kelas III:
1). Membaca dengan penuh perasaan,
ekspresi;
2). Mengerti serta memahami bahan
bacaan.
Kelas IV:
1). Memahami bacaan pada tingkat
dasar;
2). Kecepatan mata dan suara: tiga
patah kata dalam satu detik.
Kelas V:
1). Membaca dengan pemahaman dan
perasaan;
2). Aneka kecepatan membaca nyaring
bergantung pada bahan bacaan;
3). Dapat membaca tanpa terus
menerus melihat pada bahan bacaan;
Kelas VI:
1). Membaca nyaring dengan perasaan
atau ekspresi;
2). Membaca dengan penuh kepercayaan
(pada diri sendiri) dan mempergunakan frase atau susunan kata yang tepat.
(Barbe and Abbot,1975:156-167 ; Dawson(et al),1936:216).
3. Peningkatan
Keterampilan-Keterampilan Dalam Membaca Nyaring
Pembaca nyaring yang baik biasanya
ingin sekali agar pendengarnya memahami apa yang ia sampaikan. Oleh sebab itu,
pembaca hendaklah mengetahui keinginan serta kebutuhan pendengarnya, serta
menginterpretasikan bahan bacaan secara tepat. (Tarigan,2008:27).
Agar dapat membaca nyaring dengan
baik, pembaca haruslah menguasai keterampilan-keterampilan persepsi
(Penglihatan dan daya tanggap) sehingga dia mengenal dan memahami kata-kata
dengan cepat. Yang sama pentingnya dengan hal ini adalah kemampuan
mengelompokan kata-kata kedalam kesatuan-kesatuan pikiran serta membacanya
dengan baik dan lancar. Untuk membantu para pendengar menangkap dan memehami
maksud pengarang, pembaca biasanya menggunakan berbagai cara, antara lain:
1).
Menyoroti ide-ide baru dengan mempergunakan penekanan yang jelas;
2).
Menjelaskan perubahan dari satu ide ke ide lainnya;
3).
Menerengkan kesatuan kata-kata yang tepat dan baik;
4).
Menghubungkan ide-ide yang bertautan dengan jalan menjaga suaranya agar tinggi
sampai akhir dan tujuan tercapai;
5).
Menjelaskan klimaks-klimaks dengan gaya dan daya ekspresi yang baik dan tepat.
Keterampilan membaca nyaring akan
berkembang secara wajar, secara alamiah dalam membaca drama. Membaca drama
menambah sejumlah nilai pada pembaca, antara lain:
1).
Memperoleh kesenangan dramatisasi yang terlihat pada pemupukan keyakinan
anak-anak sehari-hari;
2).
Memperkaya daya khayal, imajinasi dalam membaca fiksi;
3).
Menanamkan disiplin yang tidak terdapat pada jenis-jenis membaca lainnya;
4).
Mempertinggi pemahaman, pengembangan kosakata, membaca frase/paragraf,
ekspresi/perasaan, serta keterampilan-keterampilan berbicara secara umum.
(Tarigan,1978:28).
Membaca drama menuntut pembaca
memadukan antara bahasa verbal dan non verbal, menjiwai dan menghadirkan
dirinya pada teks, siap-siaga dengan kalimat berikutnya dan tanggap dengan
respon selanjutnya. Anak tidak akan mampu menyampaikan maksud teks dengan tepat
bila ia tidak memahami maksud teks tersebut. Oleh sebab itu, anak berusaha
mengenali tanda-tanda dalam teks, menafsirkannya dengan imajinasinya. Bacaan
elementer modern biasanya memuat drama-drama yang disusun untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut. Akan tetapi, jangan lupa bahwa anak-anak membutuhkan
pengalaman lebih banyak dengan bacaan. (Anderson,1972:98-99).
B.
Membaca Dalam Hati
1.
Hakikat Membaca Dalam hati
Membaca
dalam hati pada dasarnya adalah membaca dengan mempergunakan ingatan visual
(visual memory), melibatkan pengaktifan mata dan ingatan.Tujuan utama membaca
dalam hati (silent reading) adaalh untuk memperoleh informasi. (Tarigan,2008:30).
Latihan
membaca dalam hati harus dimulai sejak anak-anak bisa membaca sendiri. Pada
tahap ini anak-anak harus diberikan bacaan tambahan, yang penekanannya
diarahkan pada ketermpilan menguasai bahan bacaan, memahami ide-ide dengan
usahanya sendiri. Menurut Tarigan membaca dalam hati merupakan kunci bagi semua
ilmu pengetahuan.
Bila
seseorang dapat membentuk kosep-konsep serta sikap-sikap pribadi, berarti dia
telah memperluas kasatuan-kesatuan pikirannya serta memperoleh dasar pendapat.
Dia akan menguasai cerita-cerita dan uraian-uraian sebagai suatu keseluruhan
yang dalam kegiatan membaca nyaring kini hanya dapat memahami fragmen-fragmen
yang lepas-lepas saja. Pada membaca dalam hati, anak mencapai kecepatan dalam
pemahaman frase-frase, memperkaya kosa katanya, dan memperoleh keuntungan dalam
hal keakraban dengan sastra yang baik. Setelah membaca dalam hati, guru dapat
menyuruh murid mengutarakan apa yang telah ia baca, hal ini mempermudahkan
pengujian pertumbuhan daya pemahaman apresiasi mereka. (Cole,1950:224-245).
2.
Jenis-jenis Membaca Dalam Hati:
Dalam
garis besarnya membaca dalam hati dibagi atas:
a.
Membaca Ekstensif
membaca
ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks
dalam waktu yang sesingkat mungkin. Yang menjadi tujuan dan tuntutan kegiatan
embaca ekstensif adalah untuk memahami isi yang penting-penting denan cepat
sehingga dengan demikin membaca secara efisien dapat terlaksana.
Membaca
ekstensif ini meliputi pula:
1).
Membaca Survei
Sebelum
kita membaca, kita biasanya meneliti terlebih dahulu apa yang akan kita telaah.
Kita mensurvei bahan bacaan yang akan dipelajari, yang akan ditelaah, dengan
jalan:
·
Memeriksa,
meneliti indeks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat dalam buku-buku;
·
Melihat-lihat,
memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku-buku yang
bersangkutan;
·
Memeriksa,
meneliti bagan, skema, outline buku yang bersangkutan.
Kecepatan
serta ketepatan dalam mensurvei bahan bacaan ini sangat penting; hal ini turut
menentukan berhasil atau tidaknya seseorang dalam setudinya.
2).
Membaca Sekilas
Membaca
kilas atau skimmingadalah sejenis
membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan
bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi, penerangan.
Tujuan
utama membaca sekilas, yaitu:
a).Untuk
memperoleh suatu kesan umum dari suatu buku atau artikel, tulisan singkat.
Bila kita ingin memperoleh suatu
kesan umum dari sesuatu buku nonfiksi (sejarah, biografi, ilmu pengetahuan,
seni, dan sebagainya) dengan cepat, kita dapat melakukannya dengan jalan
meneliti halama judul, kata pengantar, saftar isi, dan indeks. Melihat pada bab
dan subbab, gambar, peta, skema, dan diagram. Dengan cara ini kita dapat
melihat hakikat dan jangkauan buku tersebut, susunan atau organisasinya, dan
sikap umum penulis serta pendekatannya terhadap bahan atau subjek pembicaraan.
b).Untuk
menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan
Petunjuk-petunjuk berikut ini dapat
menolong kita dalam usaha mendapatkan informasi yang tepat dengan cepat.
·
Tentukan
dengan jelas hal atau fakta apa yang hendak dicari atau sediakan pertanyaan
yang akan dijawab;
·
Siapkan/ingat
kata atau kata-kata yang paling tepat untuk menunjukan hal tersebut;
·
Bila
kita mencari informasi dalam suatu buku, baiklah kita melihat apakah kata atau
detail tersebut tercantum dalam indeks. Kalau tidak ada, carilh di bawah subjek
yang lebih luas yang mungkin mencakup bahan/subjek tersebut.
·
Liriklah
setiap halaman dengan cepat hanya untuk mencari kata atau detail yang diingini.
c).
Untuk menemukan/menempatkan bahan yang diperlukan dalam perpustakaan. (Albert
(et al),1961a:30).
Dalam mencari bahan yang diperlukan
di perpustakaan, kita membaca sekilas kartu katalog untuk mendapatkan buku-buku
yang sesuai.
3)
Membaca dangkal
Membaca
dangkal atau superficial reading pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh
pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu
bahan bacaan. Membaca superficial ini biasanya dilakukan bila kita mmebaca demi
kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagiaan diwaktu
senggang; misalnya cerita pendek, novel ringan, dan sebagainya. Dalam membaca, seperti
halnya membaca karya-karya ilmiah, dapat dilakukan dengan santai tetapi
menyenangkan (Broughton (et al) 1978 :92).
b.
membaca intensif
yang
dimaksud dengan membaca intensif atau intensive reading adalah studi seksama,
telaah teliti, dan penanganan perinci yang dilaksanakan didalam kelas terhadap
suatu tugas yang pendek kira-kira 2-4 halaman setiap hari.
Yang
termasuk ke dalam kelompok membaca intensif ini ialah :
1) Membaca telaah isi (content study
reading)
2) Membaca telaah bahasa (linguistic study
reading)
Istilah
membaca intensif menyatakan bahwa bukanlah hakikat keterampilan-keterampilan
yang terlihat yang paling diutamakan atau yang paling menarik perhatian kita,
tetapi hasil-hasilnya : dalam hal ini suatu pengertian, suatu pemahaman yang
mendaman serta terperinci terhadap tanda-tanda hitam atau aksara diatas kertas.
3.
Keterampilan yang dituntut pada membaca dalam hati
Sejumlah
keterampilan yang dituntut pada setiap sekolah dasar khusus pada pembaca dalam
hati, agar tujuan dapat dicapai.
Kelas
1 :
1) Membaca tanpa bersuara, tanpa
gerakan-gerakan bibir dan tanpa berbisik;
2) Membaca tanpa gerakan-gerakan kepala.
kelas
II :
1) Membaca tanpa gerakan-gerakan bibir atau
kepala;
2) Membaca lebih cepat secara dalam hati
daripada secara bersuara.
Kelas
III :
1) Membaca dalam hati tanpa menunjuk-nunjuk
jari, tanpa gerakan bibir;
2) Memahami bahan bacaan yang dibaca secara
diam atau secara dalam hati;
3) Lebih cepat membaca dalam hati daripada
membaca bersuara.
Kelas
IV :
1) Mengerti serta memahami bahan bacaan
pada tingkat dasar;
2) Kecepatan mata dalam membaca 3 kata per
detik.
Kelas
V :
1) Membaca dalam hati jauh lebih cepat
daripada membaca bersuara;
2) Membaca dengan pemahaman yang baik;
3) Membaca tanpa gerakan-gerakan bibir atau
kepala atau menunjuk-nunjuk dengan jari tangan;
4) Menikmti bahan bacaan yang dibaca dalam
hati; senang membaca dalam hati.
Kelas
VI :
1) Membaca tanpa gerakan-gerakan bibir;
tanpa komat-kamit;
2) Dapat menyesuaikan kecepatan membaca
dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bahan bacaan;
3) Dapat membaca 180 patah kata dalam 1 menit
pada bacaan fiksi pada tingkat dasar. (Barbe and Abbott 1975 : 156-167).
No comments:
Post a Comment