Nama : Ajeng Illa – 16.03.1.0011
Semester 4
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Majalengka
Tugas : Ilustrasi dari berbagai teori belajar
Teori Belajar Bahasa
No
|
Teori belajar
|
Konsep atau ilustrasi
|
1
|
Behaviorisme
|
1. Seorang siswa mendapatkan tugas untuk
menghapalkan nama-nama sastrawan tahun 1945-1960, lalu dia dapat menghapal
semuanya. Namun sang guru tidak memberika nilai yang pantas terhadap siswa
tersebut karena temannya yang tidak hapal semua nama sastraawan mendapatkan
nilai yang lebih besar daripada dia. Sehingga saat anak tersebut mendapatkan
tugas untuk menghapal kembali, ia tidak akan sungguh-sungguh menghapal karena
dia tahu bahwa semua itu tidak akan mendapatkan nilai yang baik menurutnya dirinya.
2. Seorang anak kecil memiliki seekor kucing,
lalu anak tersebut memanggi kucing tersebut dengan sebutan ‘kiki’ (nama yang
diebrikan kepada kkucing tersebut). “Kiki, Kiki.. sini Kiki” lalu kucing
tersebut menoleh dan mengampiri anak kecil tersebut.
3. Sebuah sekolah akan mengadakan pentas seni
antar kelas. Lalu anak kelas 11A SMA terus bersiap-siap merencanakan apa yang
akan ditampilkan, setelah mendpatkan ide apa yang akan ditampilkan anak-anak
tersebut berlatih setiap hari. Hari itu tiba, anak-anak tersebut tampil
dihadapan semua orang dan hasilnya memuaskan sehingga anak kelas 11A tersebut
menjadi juara pertama untuk pentas
seni.
|
2
|
Kognitivisme
|
1. Seorang anak kecil sedang bermain jungkat
jungkit disebuah taman. Keesokan harinya anak tersebut masuk sekolah lalu
gurunya bertanya “Apakah ada yang mengetahui tentang jungkat-jungkit itu
sepertiapa?”. Anak yang kemarin sudah bermain jungkat-jungkit pun
mengacungkan tangannya dan menjelaskan jungkat-jungkit itu seperti apa.
2. Seorang
guru kimia mengenalkan lambang atau simbol-simbol bahaya yang terdapat dalam
wadah penyimpanan zat. Sehingga para siswa mengetahui dan mengerti apa yang
dimaksudkan simbol-simbol berbahasa seperti simbol bergambar tengkor yang
artinya beracun.
3. Seorang guru harus memahami psikologi,
pengetahuan siswa seperti guru tersebut harus mengetahui di mana dia
mengajar. Seperti dia sedang mengajar dalam kelas 1 SD di mana siswa belajar
tentang pertambahan, pengurangan bahkan masih mengenal angka. Tidak mungkin
guru tersebut memberikan pengajaran kalkulus terhadap siswa kelas 1 SD karena
materi kalkulus untuk setara mahasiswa.
|
3
|
Kontruktivisme
|
1. Seorang mahasiswa dalam pembelajarannya
hanya diberikan sebuat power point oleh dosen yang bersangkutan. Di dalam
powerpoint tersebut hanya ada kata ‘sastra’ tanpa pengertian sehingga ketika
dosen tersebut menerangkan mahasiswa yang sedang belajar berusaha memahami
apa yang dosen jelaskan lalu dia tulis dalam catatannya. Bisa juga mahasiswa
tersebut mencari kembali apa itu pengertian dari sastra sehingga dai belajar
sendiri dengan caranya sendiri.
2. Seorang siswa yang sedang belajar puisi
dengan inisiatifnya sendiri kemudian masauk kelas, ternyata materi yang akan
diajarkan oleh guru Bahasa Indonesia adalah mengenai puisi, sehingga siswa
tersebut mengaitkan pengetahuan yang ia miliki sebelumnya mengenai puisi
dengan pengetahuan yang baru ketika guru tersebut menerangkan puisi.
3. Dalam pembelajaran matematika seorang guru
memberikan beberapa soal kemudian guru tersebut memberikan arahan kepada seluruh
siswa untuk membuat kelompok dan mengerjakan soal yang telah diberikan oleh
guru secara bersama-sama. Di sini guru sebagai fasilitator, apabila adasiswa
yang kurang mengertimaka guru tersebut memberikan arahan kepada ssiwa
tersebut.
|
No comments:
Post a Comment