Friday, 20 July 2018

Ilustrasi dari berbagai teori belajar - Teori Belajar Bahasa



Nama : Ajeng Illa – 16.03.1.0011
Semester 4
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Majalengka
Tugas : Ilustrasi dari berbagai teori belajar
Teori Belajar Bahasa

No
Teori belajar
Konsep atau ilustrasi
1
Behaviorisme
1.      Seorang siswa mendapatkan tugas untuk menghapalkan nama-nama sastrawan tahun 1945-1960, lalu dia dapat menghapal semuanya. Namun sang guru tidak memberika nilai yang pantas terhadap siswa tersebut karena temannya yang tidak hapal semua nama sastraawan mendapatkan nilai yang lebih besar daripada dia. Sehingga saat anak tersebut mendapatkan tugas untuk menghapal kembali, ia tidak akan sungguh-sungguh menghapal karena dia tahu bahwa semua itu tidak akan mendapatkan nilai yang baik menurutnya dirinya.

2.      Seorang anak kecil memiliki seekor kucing, lalu anak tersebut memanggi kucing tersebut dengan sebutan ‘kiki’ (nama yang diebrikan kepada kkucing tersebut). “Kiki, Kiki.. sini Kiki” lalu kucing tersebut menoleh dan mengampiri anak kecil tersebut.


3.      Sebuah sekolah akan mengadakan pentas seni antar kelas. Lalu anak kelas 11A SMA terus bersiap-siap merencanakan apa yang akan ditampilkan, setelah mendpatkan ide apa yang akan ditampilkan anak-anak tersebut  berlatih setiap hari.  Hari itu tiba, anak-anak tersebut tampil dihadapan semua orang dan hasilnya memuaskan sehingga anak kelas 11A tersebut  menjadi juara pertama untuk pentas seni.  
2
Kognitivisme
1.      Seorang anak kecil sedang bermain jungkat jungkit disebuah taman. Keesokan harinya anak tersebut masuk sekolah lalu gurunya bertanya “Apakah ada yang mengetahui tentang jungkat-jungkit itu sepertiapa?”. Anak yang kemarin sudah bermain jungkat-jungkit pun mengacungkan tangannya dan menjelaskan jungkat-jungkit itu seperti apa.


2.       Seorang guru kimia mengenalkan lambang atau simbol-simbol bahaya yang terdapat dalam wadah penyimpanan zat. Sehingga para siswa mengetahui dan mengerti apa yang dimaksudkan simbol-simbol berbahasa seperti simbol bergambar tengkor yang artinya beracun.

3.      Seorang guru harus memahami psikologi, pengetahuan siswa seperti guru tersebut harus mengetahui di mana dia mengajar. Seperti dia sedang mengajar dalam kelas 1 SD di mana siswa belajar tentang pertambahan, pengurangan bahkan masih mengenal angka. Tidak mungkin guru tersebut memberikan pengajaran kalkulus terhadap siswa kelas 1 SD karena materi kalkulus untuk setara mahasiswa.
3
Kontruktivisme
1.      Seorang mahasiswa dalam pembelajarannya hanya diberikan sebuat power point oleh dosen yang bersangkutan. Di dalam powerpoint tersebut hanya ada kata ‘sastra’ tanpa pengertian sehingga ketika dosen tersebut menerangkan mahasiswa yang sedang belajar berusaha memahami apa yang dosen jelaskan lalu dia tulis dalam catatannya. Bisa juga mahasiswa tersebut mencari kembali apa itu pengertian dari sastra sehingga dai belajar sendiri dengan caranya sendiri.

2.      Seorang siswa yang sedang belajar puisi dengan inisiatifnya sendiri kemudian masauk kelas, ternyata materi yang akan diajarkan oleh guru Bahasa Indonesia adalah mengenai puisi, sehingga siswa tersebut mengaitkan pengetahuan yang ia miliki sebelumnya mengenai puisi dengan pengetahuan yang baru ketika guru tersebut menerangkan puisi.


3.      Dalam pembelajaran matematika seorang guru memberikan beberapa soal kemudian guru tersebut memberikan arahan kepada seluruh siswa untuk membuat kelompok dan mengerjakan soal yang telah diberikan oleh guru secara bersama-sama. Di sini guru sebagai fasilitator, apabila adasiswa yang kurang mengertimaka guru tersebut memberikan arahan kepada ssiwa tersebut.



No comments:

Post a Comment